Tips Praktis Mengenali Hipokalemia
Oleh : Dr. Dito Anurogo | 20-Jan-2008, 22:15:43 WIB
Definisi:
Kadar kalium (K) dalam serum atau plasma < 3,5 mEq/liter.
Gejala Klinis:
1. Kelemahan pada otot
2. Perasaan lelah
3. Nyeri otot
4. Restless legs syndrome
5. Tekanan darah dapat meningkat
6. Kelumpuhan atau rabdomiolisis (jika penurunan K amat berat)
7. Gangguan toleransi glukosa
8. Gangguan metabolisme protein
9. Poliuria dan polidipsia
10. Alkalosis metabolik
Gejala klinis nomor 1,2,3,4 di atas merupakan gejala pada otot yang timbul jika kadar kalium kurang dari 3 mEq/liter.
Pemeriksaan Penunjang:
1. Kadar K dalam serum
2. Kadar K, Na, Cl dalam urin 24 jam
3. Kadar Mg dalam serum
4. Analisis gas darah
5. Elektrokardiografi
Terapi:
1. Pemberian kalium lebih disenangi dalam bentuk oral karena lebih mudah. Pemberian 40-60 mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar 1-1,5 mEq/L, sedangkan pemberian 135-160 mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar 2,5-3,5 mEq/L.
2. Bila ada intoksikasi digitalis, aritmia, atau kadar K serum 3 mEq/L, koreksi K cukup per oral.
4. Monitor kadar kalium tiap 2-4 jam untuk menghindari hiperkalemia terutama pada pemberian secara intravena.
5. Pemberian K intravena dalam bentuk larutan KCl disarankan melalui vena yang besar dengan kecepatan 10-20 mEq/jam, kecuali disertai aritmia atau kelumpuhan otot pernafasan, diberikan dengan kecepatan 40-100 mEq/jam. KCl dilarutkan sebanyak 20 mEq dalam 100 cc NaCl isotonik.
Penyulit:
1. Kelemahan otot
2. Lelah
3. Kejang atau kaku otot
4. Konstipasi
5. Ileus
6. Paralisis flaksid
7. Hiporefleksi
8. Rabdomiolisis
9. Tetanus
Diagnosis Banding:
1. Kehilangan melalui ginjal
a.Kalium dalam urin > 15 mEq/24 jam.
b.Ekskresi kalium disertai poliuria (obat-obat diuretik, diuretik osmotik)
2. Kehilangan tidak melalui ginjal (K dalam urin < 15mEq/24 jam)
a. Kehilangan melalui saluran cerna (diare)
b. Kehlangan melalui keringat berlebihan
c. Diet rendah kalium
d. Muntah
e. Perpindahan kalium ke dalam sel (alkalosis, insulin agonis beta, paralisis periodik, leukemia, keracunan barium)
Catatan:
1. Hipokalemia merupakan keadaan yang sering ditemukan dalam klinik.
2. Ekskresi kalium dalam urin rendah, disertai alkalosis metabolik, pertanda dari muntah kronik, atau pemberian diuretik lama.
3. Ekskresi kalium dalam urin tinggi, disertai alkalosis metabolik, dan tekanan darah rendah, pertanda sindrom Bartter.
4. Ekskresi kalium dalam urin tinggi, disertai alkalosis metabolik, dan tekanan darah tinggi, pertanda dari hiperaldosteronisme primer.
5. Ekskresi kalium yang berlebihan melalui ginjal disertai asidosis metabolik merupakan pertanda adanya ketoasidosis diabetik atau renal tubular acidosis (RTA) baik yang distal maupun proksimal.
Referensi:
1. Simadibrata M., dkk. (ed.). Pedoman Diagnosis dan Terapi di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000. Hlm 93-4.
2. Sudoyo AW, dkk, (ed.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi IV. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. hlm 137-8.
Tulisan dari : kabar indonesia.com